Menjadi Sukarelawan di Turki (Damla Projesi)
Liburan musim panas saya habiskan di Turki.
berhubung saya tidak mudik jadi saya berusaha mencari aktivitas yang bermanfaat
untuk mengisi liburan kali ini. Selain mengikuti summer school di kampus saya
juga mencoba untuk mendaftar Program volunteering ‘Damla Projesi’ yang diadakan
oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga Turki. Saya mendaftar program ini ketika
posisi sedang berada di Republik Ceko, saat itu sedang pertukaran di sana. Dan
tepat saat saya di bandara untuk kembali ke Turki, hp saya berdering segera
saya angkat telponnya, ternyata itu telepon dari salah seorang panitia program
ini, beliau mengumumkan bahwa saya di terima untuk ikut program ini. Programnya
akan diadakan di kota Mardin dan Batman.
Program akan dilaksanakan selama 10 hari ; 5 hari di Mardin kemudian lanjut 5
hari di Batman. Program volunteering ini full dibiayai oleh pihak penyelenggara,
kita hanya perlu mengabdi sepenuh hati.
Satu rombongan terdiri dari 20 orang yang
terbagi dalam 4 regu. Tiap regu beranggotakan 5 orang, kita melakukan kegiatan sukarelawan ini
disebar berdasarkan regu ini. Sebelum kegiatan dimulai kita sudah diberi jadwal
kegiatan lengkap dengan jamnya untuk 10 hari ke depan. Dengan jadwal yang cukup
padat kita dituntut untuk tepat waktu dan cekatan dalam bertindak. Selain itu
kita juga dibagi menjadi beberapa tim bagian tertentu. Misal tim olahraga yang
bertanggung jawab untuk mempimpin olahraga setiap paginya, tim karir bertugas
untuk menganalisa dan memberikan laporan tentang potensi karir apa saja yang
bisa dikembangkan untuk peningkatan SDM di wilayah yang kita kunjungi, tim LPJ
bertugas menulis LPJ kegiatan kita ini, tim lukis bertanggung jawab untuk
melukis sekolah sekolah dan tempat tempat tertentu, tim media, tim permainan,
tim inovasi dan tim kesenian.
Kegiatan di mulai dengan olahraga pagi
setiap harinya pukul 05.30-06.30, setelah itu dilanjutkan dengan sarapan dan
kemudian semua bersiap meninggalkan penginapan untuk menuju ke tempat-tempat
yang sudah dijadwalkan. Beberapa tempat yang kita kunjungi diantaranya
Desa-desa terpencil, rumah sakit, panti asuhan, sekolah anak dan rehabilitasi penyandang
disabilitas, TPA, berkunjung ke keluarga-keluarga kurang mampu, kunjungan ke
pemuka daerah dan tempat tempat penting dan bersejarah di sekitar, dll.
Selain itu kita juga ada banyak kegiatan positif
lainnya seperti membagi-bagikan hadiah kepada setiap anak-anak yang kita temui,
berupa pensil, balon, topi, pin dan juga melakukan aneka permainan seru bersama
mereka.
Saya tidak akan menceritakan satu-satu
kegiatan kita apa saja, tapi saya akan menuliskan sekilas cerita
yang saya lalui selama 10 hari itu *hanya bagian tertentu saja.
05.07.2018 Perjalanan panjang
koridor kereta api yang dilengkapi kamar dengan ranjang tempat tidur |
06.07.2018 Seperti Es yang Mencair
Damladaslarim |
Setelah perjalanan kurang lebih 28 jam
kereta kami tiba di kota Diyarbakir, dari sini kita melanjutkan perjalalanan menuju
Mardin dengan menggunakan bus khusus yang sengaja disiapkan untuk kita, bus ini
pula yang akan mengantarkan kita kesana-kemari selama program ini berlangsung.
Butuh waktu sekitar satu setengah jam untuk sampai di tempat penginapan di
Mardin, kemudian kita lanjut makan malam. Dan semuanya berawal di sini, iya,
saat jam makan malam suasana yang tadinya membeku jadi hangat seperti es yang
mencair. Kita mulai mengenal satu sama lain, saling bertukar cerita dan tertawa
bersama. Iya, kita beda, kita berasal dari wilayah yang berbeda, kita berbeda
bahasa dan budaya tapi kita satu. Damla Projesi menyatukan kita, saya merasa
seperti menemukan keluarga baru di sini. Thanks Damla Projesi for this amazing
opportunity.
Ketika kamu membagi kebahagiaanmu maka
kebagiaan itu akan bertambah besar, pasti kita sering mendengar kalimat ini dan
hari ini saya benar-benar merasakan kebahagiaan yang bertambah-tambah ketika
berbagi. Ketika berkunjung ke salah satu desa kecil di Mardin. Kami ngobrol
dengan warga sekitar dan juga bermain dengan anak-anak sekitar. Saya datang
menghampiri gadis kecil yang sedari tadi memandangi saya tapi tak berani
mendekat. Dia cukup pemalu dan sedikit pendiam. Kemudian saya hampiri dia dan
kita sedikit ngobol dan bermain. Dia juga sempat bercerita tentang keluarganya
dan hobi kesukaannya apa, dia bilang dia suka sekali menggambar kemudian kita
menggambar bersama di atas balon dan dia juga sempat menggambar lambang hati di
tangan kanan saya. Kita mulai banyak bercerita dan tertawa bersama, kemudian
kita bergandengan berjalan bersama menuju ke rumah-rumah warga sekitar. Saat
tiba waktunya berpisah inilah saat yang berat, dia memeluk erat saya dan
berkata “Kak, tolong jangan lupain aku ya, aku juga ngga akan pernah nglupain
kakak”. Seketika hatiku meleleh, kita cuman kenal sebentar and I just did a
small things tapi itu bisa mendekatkan kita dan membuat bahagia. Berbagi senyum
dan kebahagiaan indahnya luar biasa.
I love you dear, I hope you’ll get a bright
future.
08.07.2018 Sisi Manis Kehidupan
my team |
Hari ini ini tim saya memang tidak
memenangkan lomba, tapi kami memenangkan sebuah pelajaran berharga. Selama
perlombaan berlangsung we did a good team work, we learnt how to be honest, how
to be kind, how to share happiness. We found that in this world there are a lot
of good people who will helps each other and we saw that there are still many
people who are not as fortunate as we are, so we should be grateful of what we
have now.
Hidup itu memang tak selalu mudah tapi
dalam hidup ini pasti ada hal-hal kecil yang selalu bisa untuk kita syukuri.
Hidup itu adalah percampuran dari manis dan pahit, but let’s try to always see
the sweet side of our life.
09.07.2018 Mata yang Berbinar
sisa-sisa main spidol lukis wajah bareng anak-anak |
Ketika kita berkunjung ke sana suasana
dipenuhi dengan energy positif. eh iya, waktu itu selain rombongan dari tim damla projesi ada juga rombongan mas-mas polisi yang ganteng dan mbak-mbak polisi yang cantik ikut berkunjung dan bermain bersama anak-anak ini. Bisa melihat mereka bermain, menari dan tertawa
bersama kami adalah kebahagiaan tersendiri. It was “wow”, kebahagiaan yang tak
bisa dibeli dengan uang. Ketika kita bermain game, menyanyi dan menari bersama,
aura kebahagiaan terpancar dari wajah mereka, mata mereka berbinar. Saya
kemudian menghampiri seorang gadis kecil, dia tersenyum dan kemudian kita
bermain bersama, dia tidak mengerti bahasa turki, dia hanya berbicara dengan
bahasa arab, saya tahunya hanya tanya nama dan kabar, akhirnya kita hanya bisa
bermain bercanda bersama menggunakan bahasa isyarat. Haha, kemudian saya
melihat seorang anak disamping saya, dia hanya duduk dari tadi ketika yang lain
asyik menari bersama. Kemudian saya mendatanginya dan memintanya untuk menari
bersama kita, awalnya dia malu-malu tapi setelah saya gandeng dan tarik
tangannya dia pun akhirnya menari bersama kita. Kemudian dia menanyakan asal
saya dari mana setelah saya jawab dari Indonesia sebuah negara yang jauh dari
Turki kemudian dia tersenyum menatap saya dan menggandeng tangan saya seraya
berkata bahwa dia ingin juga suatu saat datang mengunjungi saya ke Indonesia. Oh
iya, waktu itu saya dan satu teman Indonesia bersama dalam rombongan damla
projesi ini. Nah, adek kecil tadi juga datang menghampiri teman Indonesia saya
itu dan bilang juga kalau dia ingin sekali datang ke Indonesia suatu saat
nanti. Ketika kita bilang ‘selamat tinggal’ dia membalasnya dengan ‘sampai
bertemu lagi’.
Saat kita semua sudah memasuki bus untuk
meninggalkan tempat itu, dia pun mengikuti kami sampai ke dalam bus kemudian
bertanya dalam bahasa turki “ kak, apa
bahasa Indonesianya sampai jumpa lagi?” setelah kami jawab diapun turun dari
bus dan matanya terus mengarah pada kita sambil melambaikan tangan.
I knew he already passed a hard thing in
his life. Living alone without family is not easy, but I found a new spirit and
energy from him, no matter how hard the life is we have to face it and always
keep smile and believe that we will get something good in our life. Thanks for
inspiring me.
10.07.2018 Orang Asing
Tinggal jauh dari tanah air kadang
membawamu pada situasi sulit, merasa seperti alien dan terasing karena berbeda
sendiri. tapi di sini di Damla Projesi saya sama sekali tidak merasa terasing,
justru saya merasa special. Haha. Hari ini adalah hari terakhir di Mardin, kita
di beri kesempatan untuk mencari souvenirs di pusat kota sambil tak lupa untuk
membagikan hadiah kepada anak-anak di sepanjang jalan yang kita temui. Saya
berjalan bersama dua teman saya yang juga orang asing untuk berkeliling sambil
mencari-cari yang bisa dibeli, di perjalanan ada dua orang anak melihat kita
dengan rasa penasaran. Ketika kita panggil mereka untuk mendekat mereka malah
lari kabur, kemudian mereka datang lagi menghampiri kita, ketika kita bilang
kalau kita mau kasih mereka hadiah dan jelasin ini itu mereka malah menolak dan
bilang” tapi kalian kan orang asing bukan orang turki”. lah, terus hubungannya
apa? (sakit rasanya ditolak… hahaha)
Hemmh, dari matanya sih saya bisa melihat
kalau mereka ingin menerima hadiah dari kita, tapi kemudian mereka menolaknya
dan pergi lagi. Beberapa saat kemudian mereka menghampiri kita lagi, tapi kali
ini mereka tersenyum lebar dan akhirnya menerima hadiah dari kita. Kemudian
mengucapkan terimakasih dan pergi. Beberapa saat kemudian kita dikagetkan lagi
dengan kemunculan mereka di depan kita, tapi kali ini mereka yang memulai
percakapan terlebih dahulu. Disitulah keakraban mulai terjalin, yang tadinya
malu-malu dan takut sama kita jadi malah lebih banyak ngomongnya daripada kita.
Hahah. Lol banget deh.
Eh iya, saya juga belajar tentang saling
menyayangi dan saling berbagi. Jadi wkatu itu ceritanya pas kita lagi ngasihin
balon dan pencil ke salah seorang anak kecil dia minta lebih dong. Dia bilang
dia mau ngasihin satu lagi buat teman baiknya. Setelah kita kasih satu lagi
kemudia dia senyum dan bilang ke ibunya “Buk, aku mau kasihin ini ke temenku,
pasti dia seneng deh aku kasih ini”.
Meskipun dia masih kecil tapi dia tahu
betul tentang sharing and caring. Dia ngga hanya memikirkan kebahagiaannya
sendiri tapi juga orang lain.
Hampir semua orang yang kita temui
sepanjang jalan penasaran terhadap kita, mereka sangat ramah dan senantiasa
tersenyum saat berpapasan. The days spent well in Mardin, saya mendapatkan
banyak sekali pelajaran berharga dari sini.
Hidup itu memang tak mudah tapi jangan
jadikan itu sebagai alasan untuk kehilangan senyum di wajah. Hari ini kita
berkesempatan untuk mengujungi camp pengungsian dari korban perang negara
sekitar Turki. kebanyakn dari mereka berbahasa arab tapi di sana mereka
diajarkan bahasa Turki agar bisa berkomunikasi dan beradaptasi dengan mudah di
Turki. ketika saya memasuki tempat itu nggak tau kenapa I felt a pain inside my
heart. Bagaimana mereka bisa bertahan? Apalagi waktu itu suhu di sana sangat
panas mencapai 42 derajat celcius. Mereka terpaksa harus meninggalkan tanah air
mereka karena konflik yang tak kunjung usai. Bisakah kalian bayangkan betapa
sulitnya itu?
Kita harus bersyukur atas apa yang kita
punya sekarang, kita bisa makan enak, bisa jalan jalan sesuka hati, bisa tidur
nyenyak, tinggal dilingkungan yang nyaman tanpa perlu khawatir akan adanya
serangan dadakan. Bagaimana dengan mereka? Ketika mereka rindu akan tanah airnya
mereka tidak bisa kembali. Aku ngga bisa nahan buat ngga nangis. Tapi mereka
justru menguatkanku, mereka masih bisa tersenyum dan tertawa bersama, banyak
sekali anak-anak kecil di sana, kita sempat menghabiskan waktu bersama untuk
melihat penampilan mereka kemudian kita menari dan bermain bersama. Terimakasih
untuk kekuatannya, semoga kalian bisa jadi orang hebat suatu hari ini.
12.07.2018 Ketidaksengajaan
Di salah satu desa kecil di kota Batman
ketika berkunjung ke pusat pemberdayaan perempuan saya bertemu dengan seorang
ibu yang secara tiba tiba langsung mengarah ke saya dan bertanya apakah saya
berasal dari Indonesia. Saya kaget dong, kok bisa tiba-tiba bilang saya dari
Indonesia? Ternyata eh ternyata si ibu ini punya menantu orang Indonesia, terus
si ibu ini bercerita kalau orang Indonesia itu ramah, manis dan penyanyang
banget contohnya menantunya. Terus si ibu ngelawak dong. Dia bilang kalau
pengen dapet mantu lagi orang Indonesia buat anak lelakinya? Lah, kita
serombongan langsung tertawa ngakak, temenku bilang “Ini bu, ngga perlu nyari
jauh-jauh. Orang Indonesianya sudah ada di sini”. Saya cuman bisa ikut tertawa.
Si ibu lalu bilang, tapi masih lama, anak saya satu lagi baru masuk SMA :D
Demikian sekilas catatan selama ikut damla
projesi, saya tidak bisa menuliskan semuanya karena akan amat sangat panjang,
bisa jadi buku tebal dengan ratusan halaman kalau diceritakan, yang jelas
pengalaman 10 hari bersama Damla Projesi ini sangat luar biasa. Menjadi orang
asing jadi keuntungan tersendiri. Kita berasa jadi bule masuk desa, kayak artis
dimintain foto-foto terus. Banyak pengalaman dan pelajran berharga yang didapat
selama ikut program ini. Saya kira tadinya saya bisa sedikit menginspirasi
mereka tapi saya salah, justru merekalah yang banyak menginspirasi, iya. Disetiap
tempat yang saya kunjungi saya selalu mendapat pelajaran baru, membuat mata dan
pikiran jadi lebih terbuka dan menambah kepekaan terhadap sekitar. Terimakasih Damla
Projesi telah mengenalkan sisi lain dari Turki yang tak banyak orang tahu.
Komentar
Posting Komentar