Hidakhus

Drawn by Naelil Dünyada sadece kısaca yaşıyoruz. Hayat çok kısa, yolcular gibiyiz. Bır şeyi yapmadan önce düşünmeliyiz. Acele karar vermemeliyiz. Düşünmek, inanmak ve sevmek güzel hayatımız için çok değerli bir şey. Bunlar olmasa güzel hayat olmayacak.

Hallo guys… Jadi ceritanya kemarin tanggal 24 Januari 2015  di Turki ada pemilihan ketua PPI Turki. Nah, karena pelajar Indonesia yang ada di Turki ini tersebar di berbagai kota jadi, kita punya TPS hampir di setiap wilayah. Udah kayak pemilihan presiden gitu deh… :D   Kebetulan saya adalah salah satu pelajar Indonesia yang ada di Izmir jadi saya milihnya di TPS wilayah Izmir, yang special di sini adalah karena kita datang ke TPS nggak hanya sekedar untuk mencoblos aja.. Tapi ada banyak acara di dalamnya…

Kali ini saya mau edisi curhat bagaimana ceritanya bisa sampai terdampar di Turki…hehe, Terdampar yang menyenangkan dan insyaAllah penuh berkah J Tahun 2013 lalu saya masih duduk di kelas XII Madrasah Aliyah Negeri 3 Kediri (Now: MAN 2 Kota Kediri). Layaknya siswa kelas menengah akhir lainnya saat itu saya pun sedang sibuk dengan berbagai persiapan menjelang UN dan sibuk mengikuti pendaftaran Kuliah jalur SNMPTN (jalur tanpa tes untuk masuk PTN). Bermodalkan nilai rapor semester 1-5 yang cukup memuaskan saya pun dengan PD.nya mendaftar di PTN-PTN favorit yang berada di luar jawa timur dengan memilih jurusan favorit. Proses pendaftaran yang seharusnya mudah itu menjadi sangat sulit bagi saya. Pendaftaran yang dilakukan secara online itu mewajibkan kita untuk menggunakan NISN (Nomor Induk Siswa Nasional). Nah, NISN saya itu sebelumnya telah terdaftar dan tidak bermasalah tapi saat detik-detik pendaftaran SNMPTN saya tidak bisa menemukan NISN saya, disistem tertulis bahwa NISN saya ti

Beberapa menit yang lalu ketika saya sedang asik  mengerjakan tugas kelas bahasa Turki di kamar asrama, tiba-tiba teman sekamar saya masuk dengan muka ditekuk, sebut saja namanya Nuray (nama disamarkan.. haha ).   Saya mencoba menyapanya seperti biasa tapi kali ini responnya sangat berbeda dari biasanya. Saya tatap wajahnya dengan beribu rasa penasaran dan teman Turki saya yang lain Elif (nama samaran) pun bertanya padanya ," Ne oldu? (apa yang terjadi?) "   Pertanyaan itu Elif ulang hingga berulang kali tapi Nuray masih enggan mengatakan sepatah-katapun, hingga beberapa menit kemudian tangisan pecah dari wajah cantiknya, Nuray menangis sejadi-jadinya.

Siang ini ditemani semilir angin kota Izmir nan syahdu, saya mencoba menggali-gali kembali ingatan saya tentang wawancara beasiswa Turki beberapa bulan yang lalu. Jujur, saya bukanlah type orang yang hobi menulis tapi sekarang saya berada dalam fase di mana saya harus mulai mencintai tulis-menulis karena saya tak mau   lenyap begitu saja  tertelan waktu tanpa meninggalkan jejak apapun. Bukankah kita harus senantiasa menebar kebaikan dan manfaat kepada sesama?  Di sini saya tak akan menceritakan proses panjang yang saya lalui hingga bisa lolos beasiswa Turki karena cerita saya memperoleh beasiswa ini terlalu panjang dan dramatis..:D Saya hanya akan memberikan gambaran ringkas mengenai wawancara beasiswa Turki kemarin.

Setelah sekian lama 'bersemedi' dan enggan untuk berlayar di sini, akhirnya hari ini saya putuskan untuk mulai berlayar kembali di kapal sederhana ini. Biarpun sederhana tapi  ia  mampu membawa berlayar hingga jauh ke belahan bumi manapun. Tak bisa dipungkiri bahwa jari-jemari saya ini masih sedikit kaku untuk mulai tulis-menulis dan merangkai barisan kata lagi namun karena saya ingin menjadi bagian dari sejarah yang tak  terlupakan maka saya akan mulai untuk menulis lagi dan "mengikat ilmu dengan menuliskannya" sebagaimana pesan sahabat Ali bin Abi Thalib ra.  Kali ini saya akan sedikit mengupas tentang beasiswa penuh dari pemerintah Turki. Jadi ceritanya, setelah saya memberi kabar kepada keluarga, teman-teman, adik-adik dan semua orang di sekitar saya bahwa saya diterima full scholarships di Turki, kemudian semuanya mulai membanjiri saya dengan berbagai pertanyaan tentang beasiswa ini. Jadi, sebagai wujud pemenuhan janji saya untuk menjawab semu

الصَدَّاقَةُ الرَّائِعَةُ           عدد المشارِكين : ١.    شِفَاءُ ٢.       عَيْنَا ٣.       زَهْوَى ٤.     أَحْمَدُ ٥.      حَسَنْ                           ذَاتَ يَوْمٍ، كَانَ فِى الْمَدْرَسَةِ الثَّانَوِيَّةِ الْإِسْلاَمِيَّةِ الرَّحْمَةُ طَالِبٌ جَدِيْدٌ، اسْمُهُ أَحْمَدُ، وَهُوَ طَالِبٌ مَاهِرٌ وَجَاءَ مِنْ مَدِيْنَةٍ صَغِيْرَةٍ. وَفِى الصَّبَاحِ، ذَهَبَ أَحْمَدُ إِلَى مَقْصَفِ الطَّلَبَةِ وَالْتَقَى بِثَلاَثِ طَالِبَاتٍ الَّذِيْنَ لَمْ تُحِبُهُ بِظُهُوْرِهِ.